Menteri Rusia Roman Starovoit kembali menarik sorotan dunia, setelah Menteri Transportasi Rusia itu ditemukan tewas bunuh diri dalam mobilnya. Beberapa jam sebelumnya, Presiden Vladimir Putin telah resmi mencopotnya dari jabatan tanpa penjelasan publik.
Menteri Rusia Tewas Roman Starovoit Setelah Dipecat Putin
Presiden Putin resmi mencopot Roman Starovoit dari jabatan Menteri Transportasi pada Senin pagi, meskipun tidak memberikan penjelasan publik mengenai alasan pemecatan tersebut. Tak lama kemudian, Starovoit ditemukan tewas akibat luka tembak di kepala, diduga bunuh diri, di dalam mobilnya di Kota Odintsovo, dekat Moskow.
Investigasi Kremlin: Penyebab Diklaim Bunuh Diri
Komite Investigasi Rusia menyatakan bahwa Starovoit kemungkinan meninggal karena bunuh diri. Sebagai tambahan, mereka menemukan sebuah pistol—yang disebut-sebut merupakan hadiah dari Kementerian Dalam Negeri—di dekat jenazahnya.
Konteks Politik dan Situasi Transpor Krisis
Kematian terjadi saat Rusia tengah menghadapi gangguan transportasi besar akibat serangan drone Ukraina. Starovoit baru setahun memimpin kementerian, usai ditunjuk pada Mei 2024, setelah sebelumnya menjabat sebagai gubernur Oblast Kursk selama lima tahun.
Spekulasi Tekanan dan Investigasi Korupsi
Sejumlah media melaporkan bahwa Roman Starovoit tengah berada dalam tekanan karena diduga menjadi target penyelidikan terkait kasus penggelapan dana pembangunan infrastruktur pertahanan di perbatasan Ukraina. Kecurigaan terhadapnya semakin menguat setelah pihak berwenang menangkap mantan deputinya di Oblast Kursk, Alexei Smirnov, atas tuduhan keterlibatan dalam skandal korupsi berskala besar. Penangkapan ini disebut sebagai bagian dari penyelidikan menyeluruh terhadap penyalahgunaan anggaran militer dan pembangunan strategis di wilayah yang berbatasan langsung dengan zona konflik.
Misteri Menteri Rusia Tewas dan Reputasi “Kematian Mencurigakan” di Kremlin
Kematian tokoh-tokoh tinggi di pemerintahan Rusia sering menimbulkan spekulasi dan kecurigaan. Terutama saat tidak disertai penjelasan resmi yang transparan. Sejak 2022, publik internasional dikejutkan oleh serangkaian kematian misterius. Korbannya meliputi pejabat pemerintah, eksekutif BUMN, dan oligarki Rusia. Beberapa ditemukan tewas dalam kondisi yang mengarah pada dugaan bunuh diri. Lainnya dinyatakan meninggal akibat kecelakaan ganjil, tanpa saksi atau bukti kuat yang mendukung versi resmi.
Dalam konteks ini, kematian Roman Starovoit tampak mengikuti pola serupa. Ia ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala. Lokasi kejadian berada di dalam mobilnya, beberapa jam setelah dicopot dari jabatan oleh Presiden Putin. Insiden itu memperkuat dugaan bahwa Starovoit mengalami tekanan politik ekstrem. Apalagi, muncul informasi soal penyelidikan internal atas dugaan penyalahgunaan dana militer di perbatasan.
Kematian Starovoit menambah daftar panjang elit Rusia yang meninggal secara mendadak. Fenomena ini terjadi di tengah ketidakpastian politik dan pengawasan negara yang semakin ketat. Dalam situasi geopolitik yang memanas—terutama sejak invasi ke Ukraina—dinamika kekuasaan di Kremlin terlihat semakin tidak terduga. Risiko politik pun semakin besar bagi siapa saja yang dianggap menyimpang.
Reaksi Publik Terhadap Menteri Rusia Tewas dan Potensi Dampak Diplomatik
Publik dan media internasional menyoroti hubungan antara pelepasan jabatannya dan kematian mendadaknya. Spekulasi tumbuh soal keterlibatan tekanan dari dalam Kremlin. Kasus ini bisa berdampak serius terhadap citra Rusia di mata dunia, terutama terkait kekhawatiran terhadap atmosfer politik yang menuntut loyalitas mutlak.
Tragedi di Balik Label Politik
Menteri Rusia tewas bunuh diri usai dipecat Putin adalah Roman Starovoit, ditembak dalam mobil beberapa jam setelah pemecatan. Investigasi resmi menyatakan bunuh diri, namun banyak yang meragukan narasi itu.
Ia punya potensi terlibat masalah korupsi dan tekanan politik tinggi—ditambah gangguan transportasi nasional. Kasus ini menambah daftar misteriusnya kematian pejabat tinggi Rusia dalam beberapa tahun terakhir.
Kasus seperti ini mengundang pertanyaan: apakah benar hanya bunuh diri, atau ada unsur paksaan politik?
