Kuala Lumpur – Seorang relawan asal Malaysia, Ahmad Faizal (35), menceritakan Pengakuan Relawan Malaysia menegangkan saat ditahan oleh tentara Israel pada awal Oktober 2025. Ahmad tergabung dalam organisasi kemanusiaan internasional yang fokus pada evakuasi korban sipil dan distribusi bantuan medis di wilayah Gaza yang terdampak konflik.
baca juga :
Pertumbuhan Adopsi Kripto di Asia Pasifik
Menurut Ahmad, tim relawan memasuki salah satu distrik terdampak serangan untuk mengevakuasi warga sipil yang terluka dan membawa bantuan logistik. Saat berada di dekat checkpoint militer, tentara Israel menghentikan kendaraan mereka, melakukan pemeriksaan intensif, dan menahan Ahmad beserta beberapa rekannya selama sekitar lima jam.
“Kami hanya berfokus membantu warga sipil. Saat ditahan, kami diinterogasi dan diperiksa dokumen misi. Saya berusaha tetap tenang dan menjelaskan tujuan kemanusiaan kami,” ujar Ahmad melalui wawancara video dari Kuala Lumpur setelah bebas.
Kondisi Relawan dan Evakuasi Korban
Selama penahanan, Ahmad mengaku mengalami ketegangan psikologis, namun tidak ada kekerasan fisik yang dilakukan. Ia juga menekankan pentingnya misi kemanusiaan di tengah situasi konflik:
-
Evakuasi Warga Sipil: Tim berhasil mengevakuasi lebih dari 30 warga yang terluka.
-
Distribusi Bantuan Medis: Obat-obatan dan makanan darurat diberikan kepada warga terdampak di lokasi lain sebelum misi selesai.
-
Hambatan Operasional: Blokade militer dan checkpoint membuat proses bantuan menjadi lambat dan berisiko tinggi.
Ahmad juga menegaskan bahwa keberadaan relawan internasional sangat penting untuk mengurangi korban sipil dan memastikan bantuan kemanusiaan sampai ke mereka yang membutuhkan.
Tanggapan Pemerintah Malaysia
Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan keprihatinan serius atas penahanan relawan ini. Melalui juru bicara resmi, pemerintah menekankan:
-
Akan memantau kondisi warga negara Malaysia yang berada di wilayah konflik.
-
Menghormati misi kemanusiaan yang dijalankan oleh relawan.
-
Menyatakan kesiapan untuk melakukan diplomasi dan komunikasi dengan pihak terkait demi keselamatan Ahmad dan rekannya.
“Kami menghormati misi kemanusiaan dan akan terus memastikan perlindungan bagi relawan Malaysia yang bekerja di kawasan konflik,” ujar juru bicara Kemenlu Malaysia.
Dampak Internasional dan Perlindungan Relawan
Insiden ini menyoroti isu perlindungan relawan kemanusiaan di wilayah konflik, terutama di Gaza. Organisasi hak asasi manusia internasional menekankan pentingnya menghormati hukum internasional dan konvensi Jenewa yang menjamin keselamatan pekerja kemanusiaan.
Beberapa poin penting yang menjadi sorotan:
-
Keamanan Relawan: Penegakan standar keselamatan bagi misi kemanusiaan.
-
Akses Bantuan: Menjamin akses tanpa hambatan untuk distribusi bantuan.
-
Transparansi Interogasi: Pemeriksaan harus dilakukan sesuai hukum internasional dan tidak menghambat misi kemanusiaan.
Ahmad menyatakan harapannya agar kejadian serupa tidak terulang dan relawan dapat bekerja tanpa ancaman keselamatan:
“Misi kami hanya untuk kemanusiaan. Kami berharap semua pihak menghormati tujuan ini agar lebih banyak nyawa bisa diselamatkan.”
Analisis dan Implikasi Konflik
Insiden ini memperlihatkan tantangan besar bagi pekerja kemanusiaan di Gaza. Konflik yang berkepanjangan meningkatkan risiko bagi relawan, terutama saat checkpoint militer dan serangan sporadis menghambat akses ke warga sipil.
Ahli hubungan internasional menekankan:
-
Perlu ada mekanisme koordinasi internasional untuk menjamin keamanan relawan.
-
Media dan organisasi internasional harus terus mengawasi agar hak-hak pekerja kemanusiaan dihormati.
Kesimpulan
Pengakuan relawan Malaysia yang ditahan tentara Israel menjadi sorotan global mengenai kondisi pekerja kemanusiaan di wilayah konflik. Insiden ini menekankan perlunya perlindungan internasional, penghormatan terhadap misi kemanusiaan, dan koordinasi yang lebih baik agar relawan dapat membantu warga sipil tanpa hambatan atau risiko yang berlebihan.
